Notification

×

Iklan

Iklan

Sindikat Pencurian Anak di Pekanbaru Kembali Beraksi

Rabu, 05 Maret 2025 | Maret 05, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-03-05T12:25:51Z
Pekanbaru – Seorang bayi milik pasangan pengungsi Rohingya dilaporkan hilang setelah diduga diculik oleh seorang wanita bernama Anita, Warga Negara Indonesia (WNI), pada 1 Maret 2025. Kejadian ini terjadi di Puskesmas Harapan Raya, Pekanbaru, setelah wanita tersebut berpura-pura membantu membawa bayi ke dokter, namun kemudian menghilang tanpa jejak.
Menurut keterangan orang tua korban, mereka tinggal di kamp pengungsian dekat Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Pekanbaru dan baru dua bulan berada di kota tersebut. Saat anak mereka sakit, mereka bertemu dengan Anita yang menawarkan bantuan transportasi menggunakan aplikasi Maxim. Setibanya di puskesmas, Anita meminta ibu bayi menunggu di luar sementara ia membawa anak itu ke dalam, namun tidak pernah kembali.
Kasus ini telah dilaporkan ke Polresta Pekanbaru pada 3 Maret 2025, dan suami korban telah menjalani pemeriksaan (BAP). Namun hingga berita ini diterbitkan, belum ada perkembangan terkait pencarian pelaku maupun bayi yang hilang.

Pengurus DPP LSM Bening yang melakukan investigasi di lokasi, diwakili oleh Waketum Timbul Chandra Napitupulu, ST, dan Sekjen Pasihar Simanjuntak, mendesak aparat kepolisian segera bertindak mengingat sudah ada bukti foto pelaku. Mereka berharap pihak berwenang mengutamakan aspek kemanusiaan dan segera menemukan bayi tersebut.

Kasus ini menjadi perhatian serius, mengingat kejadian serupa pernah terjadi sebelumnya. Pihak keluarga dan LSM meminta dukungan masyarakat agar informasi mengenai keberadaan pelaku dan bayi tersebut segera terungkap.

Pekanbaru – Seorang bayi milik pasangan pengungsi Rohingya dilaporkan hilang setelah diduga diculik oleh seorang wanita bernama Anita, Warga Negara Indonesia (WNI), pada 1 Maret 2025. Kejadian ini terjadi di Puskesmas Harapan Raya, Pekanbaru, setelah wanita tersebut berpura-pura membantu membawa bayi ke dokter, namun kemudian menghilang tanpa jejak.

Menurut keterangan orang tua korban, mereka tinggal di kamp pengungsian dekat Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Pekanbaru dan baru dua bulan berada di kota tersebut. Saat anak mereka sakit, mereka bertemu dengan Anita yang menawarkan bantuan transportasi menggunakan aplikasi Maxim. Setibanya di puskesmas, Anita meminta ibu bayi menunggu di luar sementara ia membawa anak itu ke dalam, namun tidak pernah kembali.

Kasus ini telah dilaporkan ke Polresta Pekanbaru pada 3 Maret 2025, dan suami korban telah menjalani pemeriksaan (BAP). Namun hingga berita ini diterbitkan, belum ada perkembangan terkait pencarian pelaku maupun bayi yang hilang.

Pengurus DPP LSM Bening yang melakukan investigasi di lokasi, diwakili oleh Waketum Timbul Chandra Napitupulu, ST, dan Sekjen Pasihar Simanjuntak, mendesak aparat kepolisian segera bertindak mengingat sudah ada bukti foto pelaku. Mereka berharap pihak berwenang mengutamakan aspek kemanusiaan dan segera menemukan bayi tersebut.

Kasus ini menjadi perhatian serius, mengingat kejadian serupa pernah terjadi sebelumnya. Pihak keluarga dan LSM meminta dukungan masyarakat agar informasi mengenai keberadaan pelaku dan bayi tersebut segera terungkap.( Candra)
×
Berita Terbaru Update